Rabu, 27 Januari 2010

Ketika Kita Tak Lagi Bisa Bercermin

Dalam lingkungan hidup terkecil kita di ajarkan untuk bisa saling berbagi dan bertenggang rasa antar sesama. Baik itu dalam lingkungan keluarga sebagai area terkecil sampai masayarakat sebagai area terluas. Dalam masyarakat kita juga mengenal dunia kerja sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keluarga. Dimana dalam dunia kerja kita di tuntut untuk bisa bertenggang rasa demi terjalinnya nuansa kerja yang dinamis dan produktif.
Hal ini dapat terjadi dan berjalan lancar apabila semua pihak bisa saling memahami dan mengalah dalam waktu tertentu demi untuk meningkatkan ritme kerja yang dinamis itu tadi. Persoalan akan timbul apabila ada satu atau dua orang yang mendominasi. Dalam arti kata dia mau menang sendiri tanpa mau perduli atau bahkan mengerti teman kerjanya sendiri. Merasa dirinya paling wah, atau bahkan merasa dirinya paling pintar. Jika itu semua merupakan realita yang sesungguhnya tentunya tidak akan menjadi suatu masalah karena memang dia berkompeten akan hal itu. Tetapi apabila ternyata dia tidak lebih hebat dari rekan kerjanya maka apalah jadinya itu semua.
Hal itu juga didukung oleh pimpinan yang notabene kurang perhatian akan hal-hal yang tidak kasat mana. Karena ada sebagian pekerja yang menghasillkan kinerja luarbiasa tetapi tidak pernah atau tidak suka menonjolkan diri. Maka nelangsanya pekerja tersebut tidak bisa atau tidak mau mengambil hati pimpinan demi untuk menunjukkan kinerjanya dengan alasannya kenapa harus unjuk diri toh itu sudah jadi kewajiban dia sebagai pekerja.
Apabila hal ini berlanjut akan menyebabkan dunia kerja yang tidak sehat lagi. Siap yang harus bercermin kepada siapa, atau siapa yang harusnya bercermin terhadap orang lain. Karena kita tidak akan maju kalo kita menganggap bahwa diri kitalah yang paling baik. bahwa diri kitalah yang paling benar tanpa melihat kenyataan apakah semua itu benar.
Sudah waktunya kita harus bisa dan berani untuk bercermin terhadap diri kita sendiri. Sudah baikkan kita sehinngga kita harus menyalahkan oranglain, sudah betulkah kita sehingga kita bisa mengatakan kalo dia jelek.
Mari kita berbenah diri seperti pepatah lama mengatakan bahwa bercerminlah pada punggung orang lain sebelum kita berbuat sesuatu




Create My Yogya, Jan'10

Tidak ada komentar: